Anak merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
amat agung di sisi manusia. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
لِلَّهِ مُلْكُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا
وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa
yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia
kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki”.
(QS.
Asy Syura (42) : 49)
Namun demikian Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan
bahwa anak juga dapat menjadi fitnah (cobaan/musibah) bagi orang tuanya jika
anak tersebut menjadikan orang tuanya lalai dari bertaqwa kepada Allah. Oleh
karena itu Allah ingatkan kita dalam banyak firmanNya agar anak-anak tidak
menjadi fitnah bagi kita.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka
mereka itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al Munafiqun (63) : 9)
Maka demikianlah nikmat jika kita tidak pandai bersyukur maka nikmat
tersebut akan menjadi bencana buat kita, sebagaimana firman Allah ‘Azza
wa Jalla,
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ
“Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memperingatkan, Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami (Allah) akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu
mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. ( QS. Ibrohim
(14) : 7)
Saudara-saudaraku –semoga Allah senantiasa membimbing kita di atas jalan
yang benar-, adalah sebuah kenyataan yang sering mata ini melihatnya ketika dua
orang insan yang telah menikah namun belum dikaruniai anak (padahal mereka
telah lama menikah). Demi mendapatkan anak mereka melanggar aturan Allah ‘Azza
wa Jalla semisal mendatangi dukun (walaupun dengan sebutan orang pintar),
mengkonsumsi obat-obat yang haram hingga tak jarang menceraikan istri mereka.
Untuk itulah aku goreskan pena ini untuk kita wahai saudaraku agar kita
terhindar dari hal di atas.
Salah Solusi bagi Pasangan yang Belum Dianugrahi Anak
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا
رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا .
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ
لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka, Mohonlah ampun
(istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta
dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuh (71) : 10-12)
Seorang ‘Ulama Tafsir yang Masyhur Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al
Qurthubi rohimahullah menukil sebuah atsar yang diriwayatkan
dari Ar Robi’ bin Shobih,
وقال ابن صبيح: شكا رجل
إلى الحسن الجدوبة فقال له: استغفر الله.
وشكا آخر إليه الفقر فقال
له: استغفر الله.
وقال له آخر. ادع الله أن
يرزقني ولدا، فقال له: استغفر الله.وشكا إليه آخر جفاف بستانه،
فقال له: استغفر الله.
فقلنا له في ذلك ؟ فقال: ما
قلت من عندي شيئا، إن الله تعالى يقول في سورة ” نوح “: ” استغفروا ربكم إنه كان
غفارا.
يرسل السماء عليكم مدرارا.
“Ada seseorang yang mengadu kepada Al Hasan Al Bashri tentang paceklik,
maka Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Kemudian ada orang lain yang mengadu kepadanya tentang kemiskinan, maka
Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Kemudian datang orang lain kepada Beliau dan meminta agar didoakan
supaya dikaruniai anak, Beliau mengatakan, “Beristighfarlah kepada Allah”.
Maka kami katakan kepada Beliau, “Mengapa Engkau memerintahkan kepada
mereka semua untuk beristighfarlah kepada Allah ?”
Beliau menjawab, “Aku tidaklah mengatakan hal itu dari diriku sendiri
melainkan sesungguhnya Allah Subahanahu wa Ta’ala telah berfirman (yang
artinya),
“Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka, Mohonlah ampun (istighfar) kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat”. [ QS. Nuh (71) : 10-11][1]
Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi hafidzahullah mengatakan, “Sebagian
orang-orang yang sholeh[2] berdalil
dengan ayat ini untuk menetapkan barangsiapa yang berkeinginan dianugrahi
harta, atau anak maka hendaklah ia memperbanyak istighfar di malam hari dan
siang hari serta hendaklah ia tidak malas/bosan meminta kepada Allah agar Allah
memberikan padanya harta dan anak”[3].
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa salah satu
amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh orang yang sudah menikah dan belum
memilki anak adalah memperbanyak istighfar/taubat kepada Allah. Dan perlu
diingat taubat/istighfar itu harus dilaksanakan dari hati, diucapkan dengan
lisan dan diamalkan anggota badan. Allahu a’lam.
Demikianlah pembahasan singkat ini, mudah-mudahan kita dapat
mengamalkannya. Amin
------
[1] Lihat Tafsir Al Qurthubi hal. 302/XVII, Syamilah.
[2] Dalam catatan kaki disebutkan bahwa yang dimaksud orang sholeh
adalah Al Hasan Al Bashri.
[3] Lihat Aisarut Tafaasir oleh Syaikh Abu Bakr Jabir Al Jazairi hal.
345/V, terbitan Maktabah Al ‘Ulum wal Hikam, Madinah Al Munawaroh, KSA.
—
Penulis: Aditya Budiman
Ref: muslimorid
Artikel: www.solusiislam.com