Arti Penting “Berbakti Kepada Orang Tua” Part 1 (Seri Kajian Dakwah)

Para pembaca yang memiliki hati yang bersih, pada kesempatan kali suatu tulisan sederhana ini akan memberikan penjelasan mengenai arti penting “berbakti kepada orang tua”. Kebanyakan orang tidak terlalu memahami dengan baik dan mendalam. Sungguh terlalu…

Mungkin kita mengingat ketika pelajaran di sekolah mengenai budi pekerti / PPkn, apa yang harus kita lakukan kepada orang tua? Sebagian besar kita pasti menjawab dengan baik, dengan menuliskan jawaban membantu orang tua, menyeberangkan jalan, berkata lemah lembut, dan lain sebagainya. Tapi kalau tidak tampak dalam perbuatan kita sendiri, di rumah kita sendiri, boleh jadi itu jawaban omong kosong…


Tulisan kali ini mungkin akan panjang ceritanya, semoga teman-teman bisa menikmatinya.

Awal kisah di awal bulan Mei 2013 ada berita TV yang miris, beberapa diantaranya menceritakan seorang anak yang tega mau membakar ibu, ayah tiri, dan adiknya di rumah, di Kalimantan dengan alasan tidak diberi uang untuk keperluannya. Ada pula kejadian di Bekasi seorang anak yang tega membunuh dengan keji, ibu kandungnya sendiri.

Mungkin kita menyadari alasan utama dari beberapa orang yang tega melakukan kekerasan kepada orang tuanya sendiri ialah faktor ekonomi.
Namun demikian, alasan tersebut tidaklah mutlak, karena suatu kisah yang pernah didengar penulis yang mengisahkan seorang anak yang berkecukupan karena memiliki ayah seorang Profesor dan Ibu yang juga seorang Doktor Insiyur, tapi malang benar nasib ibunya yang justru dibunuh oleh anak kandung satu-satunya. Setelah ditelusuri alasan mengenai perbuatannya ternyata anak tersebut kesal karena merasa tidak diberi restu oleh ibunya untuk berhubungan dengan wanita pujaannya. Ternyata bergelimang harta tidak cukup memuaskan hasrat seseorang, bukan? Harta juga tidak bisa menjamin kebahagiaan, namun perlu diakui harta termasuk sarana yang bisa mendatangkan kebahagiaan.
Kisah mengenai durhaka kepada orang tua yang paling terkenal di Indonesia, ialah kisah Malin Kundang. Anak yang durhaka karena setelah sukses justru tidak mau mengakui ibunya dan berlaku aniaya kepadanya sehingga kemudian dikutuk jadi batu.

Untuk mengimbangi kisah-kisah durhaka kepada orang tua, mari kita simak suatu cerita berbakti kepada orang tua.

Seseorang yang telah diterima bekerja di suatu perusahaan besar merasa senang ketika mendapati gaji pertama yang besar. Kemudian dia pulang ke rumah dan memberitahu kedua orang tuanya tentang kabar bahagia tersebut. Mendengar kabar tersebut sang ayah mengutarakan keinginannya bagaimana dengan gaji pertama yang telah dikumpulkannya tersebut digunakan untuk biaya pergi haji kedua orang tuanya. Si Anak kemudian berpikir dan akhirnya mengikhlaskan uang hasil jerih payahnya untuk membiayai haji kedua orang tuanya. Mungkin sebagai anak pada umumnya mungkin mendapati gaji pertama ingin digunakan untuk membeli sesuatu yang paling diinginkannya atau diganakan untuk bepergian wisata. Namun anak yang berbakti kepada orang tua memutuskan untuk mendatangi biro pelaksanaan haji dan mengatakan bahwa ia akan membayar tunai biaya ibadah haji bagi kedua orang tuanya.

Sungguh sangat mengharukan, di akhir kisah si anak tersebut dipanggil lagi oleh bosnya. Kemudian bos tersebut mengatakan  kepada anak tersebut ternyata masih ada kesalahan mengenai penghitungan gaji yang harus diterimanya. Alhasil, perusahaannya memberikan gaji lagi sebesar gaji yang ia peroleh sebelumnya. Subhanallah, ternyata Allah benar-benar menggantinya dengan hal yang lebih baik.

Sebenarnya ada titik yang ingin sekali disentuh penulis, yaitu kewajiban berbakti bukan hanya sekedar seorang anak mau berbakti jikalau orang tuanya selalu menuruti kemauannya atau mencukupi segala apa yang diinginkannya. Ini adalah logika anak kecil yang suka “ngambek” dan tidak layak bagi yang mengaku telah beranjak dewasa. Berbakti kepada orang tua ialah suatu kewajiban dan perintah dari Allah SWT, dan tidak bergantung pada “mood” seorang anak. Bahkan untuk orang tua yang belum beragama islam pun, seorang anak wajib berbakti dengan berbuat baik kepada keduanya.

 Mungkin, sampai disini dulu pembahasan kali ini, akan disambung lagi lain kali, Salam Bersemi.

Penulis: Azhar Alam

Post a Comment Disqus Blogger

Maklumat:

1. Terima kasih atas kunjungannya, semoga bisa memberi manfaat

2. Silahkan baca artikel dan beri komentar dengan bahasa dan tutur kata yang baik

3. Semoga slalu dalam karunia Allah SWT

 
Top