Astaghfirullah…
Itu mungkin awal kalimat yang ane ucap kala usai melihat video “Al fatih” (Muhammad II al Fatih). Wallahu’alam itu video versi siapa, namun seperti yang kita tahu, sekarang video tersebut telah tersebah diantara kita, bahkan link telah menyebar luar di internet ini…
Mungkin bagi ane, itu sangat terlambat untuk menyaksikan video yang sudah lama beredar itu, tertanggal 6 september 2012 ane melihatnya. Akan tetapi tidak ada salahnya jika ane turut meluangkan sedikit tulisan ini untuk mengurangi rasa “galau” tingkat tinggi akibat film yang… boleh dikatakan buuuaagus disisi lain, namun tidak ada bagusnya sama sekali disisi lainnya.
Jika kita lihat dengan kacamata yang jauh dari hanya sekedar hiburan belaka, niscara (menurut ane) itu hanya sekedar film yang tak jauh beda dengan perfilman di negri kita ini, baik sinetron maupun laga-laga lainnya, dengan menamakan islam namun hanya pada luarnya smata. Sedang didalamnya hanya kebusukan, kedustaan dan jauh dari nilai dan norma, sesuai dengan tema maupun judul yang ditawarkan. Dan ini merupakan pencideraan yang nyata bagi kita semua, bagi sejarah islam. Sekali lagi ini adalah penyelewengan atas nama sejarah.
Apa tujuan mereka hanya meraup keuntungan materi semata ataukah benar-benar ingin membangun kembali jiwa-jiwa perjuangan dan jihad di jalan-NYA? Ah yang kedua ini dengan nada pesimis ane katakan; “Seakan mereka telah mengingkarinya, mereka takut kalau tidak laku…tidak punya rating.. dan.. dan… dan syetanlah yang menjadi pemenangnya..” allah karim….
Mungkin bagi antum yang sudah melihat akan mengatakan bahwa tulisan ini terlalu berlebih dan dan hanya sekedar sampah, tapi disinilah kita mengetahui akan kadar kualitas diri kita, sejauh manakah kepedulian kita dengan hal-hal yang mungkin menurut sebagian orang ini hal kecil, namun ini adalah hal besar, karena ini menyangkut sejarah abadi besar dalam islam, sejarah yang terkenang sepanjang masa karena ini ada dalam hadist dan al Quran.
Muhammad al-Fatih merupakan seorang sultan yang mementingkan kekuatan dalaman dan luaran para tenteranya. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketenteraan, sains, matematik dan menguasai enam bahasa (bahasa Turki, Greek, Hebrew, Arab, Parsi dan Latin) pada ketika berumur 21 tahun. Seorang pemimpin yang hebat, warak dan tawaduk selepas Sultan Salahuddin Al-Ayubbi (pahlawan Islam dalam Perang Salib) dan Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di Ain Jalut menentang tentera Mongol). Malah sifat-sifat baginda dan tenteranya telah diisyaratkan oleh Rasulullah S.A.W:
“Constantinople akan ditakluki oleh tentera Islam. Rajanya (yang menakluk) adalah sebaik-baik raja dan tenteranya (yang menakluk) adalah sebaik-baik tentera"
Keterangan hadist:
-“ Rajanya (yang menakluk) adalah sebaik-baik raja”
Beliau, Al Fatih merupakan ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail. Beliau selalu kontak dengan energi terbesar di alam semesta ini, Allah SWT. Beliau selalu taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT, Pemilik dan Penguasa Tunggal Alam semesta.
Begitu juga dengan sabda:
“tenteranya (yang menakluk) adalah sebaik-baik tentera”
Bala tentara beliau adalah sebaik-baik tentara yang dipilih Allah SWT, selalu melaksanakan apa yang diwajibkan maupun yang disunahkan. Jauh dari kemaksiatan dan sifat yang sia-sia seperti yang digambarkan dalam film “al fatih”. Na’uzdubillah…. Taukah antum apa yang diperbuat hasan dalam film tersebut.. L
Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at.
“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri.
Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!! Maha suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu. Luar biasa…..!!!!!
Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk. Artinya, pasuka islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelu shubuh dan shalat rowatib lainya. Namun ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.
Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muhammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!!”
Apa yang terjadi…???? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua yang hadir dengan cepat duduk!!” Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia??? dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tidak pernah kosong/absen semalampun.
Subhanallah…..
Sungguh luar biasa kezuhudan mereka dalam beribadah kepada Allah SWT, maka tak heran kiranya Rasulullah SAW menyatakan Rajanya (yang menakluk) adalah sebaik-baik raja dan tenteranya (yang menakluk) adalah sebaik-baik tentera.
Tapi… yah kembali kita mengatakan bahwa film adalah film, no fulus gk mulus… tak tersentuhlah nilai ubudiah didalamnya, tergantikan dengan noda-noda kemungkaran yang menjijikan, dan kebudayaan baratlah yang berperan didalamnya. Padahal seharusnya sifat dari Al Fatih inilah modal yang paling penting, nilai dan hikmah yang seharusnya ditonjolkan dalam kisah sejarah Sultan Besar bernama Muhammad II al Fatih itu.
Kiranya begitu, apakah kita lantas berdiam diri dengan adanya film (alfatih) yang telah beredar luas dan menyalahi hakikat sejarah yang sebenarnya? Apakah kalian tidak terbuka matanya dan membandingkan dengan apa yang telah telah diperbuat tentara al fatih versi film dengan versi tentara yang diterangkan Rasulullah tersebut? Ataukah anda dan kalian masih tertutup hatinya dengan mengatakan “ah itu mah biasa wae” or “kayak gtu aja dibesar2in” seraya mendustakan kebenaran yang hakiki?
Subhanallah….
Subhanallah…
Subhanallah….
Ditulis oleh: Al Faqir Ila Ulumillah Abu Syauqi Al Mujaddid
Artikel: www.solusiislam.com
Post a Comment Facebook Disqus Blogger
Maklumat:
1. Terima kasih atas kunjungannya, semoga bisa memberi manfaat
2. Silahkan baca artikel dan beri komentar dengan bahasa dan tutur kata yang baik
3. Semoga slalu dalam karunia Allah SWT