Apakah kamu mengira bahwa bekerja
menjadi tukang parkir merupakan sebuah pekerjaan rendahan yang tidak
menghasilkan apa-apa melainkan hanya recehan uang yang tidak bernilai? Apakah kamu
juga menganggap bahwa tukang parkir itu hanya untuk kalangan ekonomi bawah yang
tidak berpendidikan?
Jika anggapan dan fikiranmu masih seperti itu, maka sebelum membaca kelanjutan tulisan solusi islam ini, segera rubah dan buang jauh-jauh anggapan itu dari dalam isi kepala antum semua, karena itu semua adalah kesalahan yang sangat fatal, anggapan yang sangat salah baik ditinjau dari berbagai sudut manapun kamu melihatnya.
Pertama, Allah SWT telah menerangkan
bahwa “Orang yang paling mulia disisi
Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa diantara kalian”. Jadi jika
kamu orang yang kaya harta, lalu mempunyai jabatan tinggi, namun tidak ada ketaqwaan
dalam dirimu, maka sesungguhnya kamu itu lebih rendah dibanding tukang parkir
yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Kedua, bahwa “Allah SWT tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga
kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian "(HR.
Muslim 2564/33). Jadi setampan dan secantik apapun dirinya, namun hatinya tidak
sebagus wajahnya, itu juga tidak akan dilihat oleh Allah SWT.
Lalu apa yang kita ambil dari sebuah “keikhlasan” si tukang parkir?
Allah SWT memerintahkan kepada
seluruh hambaNYA untuk sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian maupun musibah. Sebab
yang demikian itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Begitu juga kita
diharuskan bersyukur disaat kita senang dan bahagia, karena itu juga kan
mendatangkan kebagikan bagi kita. Baca artikel
sebelumnya: Unik dan ajaibnya seorang mukmin
Allah adalah pemilik alam semesta
beserta isinya, termasuk apa yang kita miliki saat ini adalah milik Allah SWT,
harta benda kita, keluarga kita baik anak atau pun istri/suami kita, itu tak
lain adalah milik Allah yang telah dititipkan kepada kita. Dan tentunya jika
kiranya Allah SWT mengambil kembali apa yang telah Dia miliki, apakah kita
pantas untuk menolaknya?
Namun kenyataannya, ketika kita
kehilangan salah satu dari keluarga kita ataupun kita kehilangan harta benda
yang selama ini kita cari dengan susah payah, banyak sekali dari kita yang
tidak sabar atau menyadari bahwa semua itu adalah titipan, sekali lagi itu
adalah titipan. Bisa jadi harta yang kita miliki itu terdapat keharaman dalam
mencarinya, begitu juga dengan keluarga yang lebih dulu meninggalkan kita, itu
tak lain karena Allah telah berkehendak.
Ingat, ketika kita dilahirkan
kedunia, kita hidup tanpa membawa apa-apa, lalu kemudian Allah SWT memberi
(menitipkan) kepada kita berupa harta, tahta dan keluarga, maka seharusnya bagi
orang yang berakal itu merelakan jika suatu ketika Sang Pemilik segalanya
mengambilnya dari kita.
Cobalah sekarang kamu tengok
kepada “Tukang Parkir” yang mungkin
sekarang sedang memarkir atau menjaga mobil/motor mewahmu. Dan cobalah
teliti lebih dalam dan seksama lagi. Ketika si tukang parkir tersebut kamu
minta untuk menjaga atau memarkirkan kendaraanmu yang super mewah, tentunya dia dengan senang
hati akan melaksanakannya. Karena itu sudah menjadi tugas dia sebagai tukang parkir.
Lalu pada akhirnya kamu meminta (mengambil) kembali kendaraan
mewah yang kamu miliki tersebut, pertanyaannya:
“Apakah tukang parkir tersebut marah dan tidak mau memberikan
kendaraan tersebut kepadamu?”
“Apakah tukang parkir tersebut mengumpat dengan perkataan yang
kotor saat kamu keluar dari area parkir dan meninggalkan apa yang telah engkau
titipkan padanya?”
Tukang parkir
tersebut tentu tidak akan marah saat kamu mengambil kembali kendaraan yang
kamu titipkan tersebut, malahan si tukang parkir dengan senang hatinya akan
memberi jalan yang luas dan menjaga agar kamu bisa keluar dari area parkir dengan
selamat.
Tukang parkir juga tidak akan
memaki, mengumpat, menangis, mengucapkan kata kotor atau lainnya saat dia
melihat bahwa barang (kendaraan) yang dititipkan kepadanya itu diambil oleh
pemiliknya. Baik itu yang mewah mahal harganya ataupun yang tidak berharga sama
sekali. Bahkan dia akan sangat ikhlas dan ridho sekali meskipun barang atau
kendaraan tersebut ludes habis tak berbekas diambil semua oleh sangpemiliknya.
Begitulah kehidupan ini, kita selayaknya
belajar ikhlas dari tukang parkir tersebut, yang dititipi dengan berbagai macam
kemewahan, tapi ia selalu sadar bahwa semuanya itu bukan hak dan miliknya, itu
semua hanyalah titipan yang sewaktu-waktu akan diambil oleh pemiliknya. Dan
semua yang kita miliki ini tak lain adalah Milik Allah SWT, Pemilik alam
semesta beserta isinya.
Jika ini bermanfaat,maka silahkan sebar artikel ini
untuk sahabat antum semua. Berbagi dan berperan dalam kesabaran dan kebaikan
itu adalah kebaikan. Syukron jazilan.
---------------------------------
Ditulis oleh Ustadz Abu Syauqie al Mujaddid (Dewan Pembina Solusi Islam)
Bagi yang ingin bertanya silahkan klik disini
Artikel : www.solusiislam.com
---------------------------------
Ditulis oleh Ustadz Abu Syauqie al Mujaddid (Dewan Pembina Solusi Islam)
Bagi yang ingin bertanya silahkan klik disini
Artikel : www.solusiislam.com
Subhanallaah...
ReplyDeleteIjin share sobat saya post di Facebook + sumbernya.
Sekedar saran, kalo bisa tambahin jg widget tombol share media sosial spy lebih mudah dibagi2kan ke media sosial yg diikuti. Tks.
HAPPY BLOGGING
Ok. Silahkan akhi..
ReplyDeleteTrima kasih sarannya. akan kami pertimbangkan.
Tukang parkir ga semuanya gitu. KEBANYAKANnya, mereka preman, tukang palak, ga ngapa ngapain
ReplyDelete