Analisis Kuantitatif sebagai pendukung teori kualitatif (Seri Kajian Ekonomi)

Kata-kata kuantitatif dan kualitatif sering kita dengar dalam suatu metode penelitian. Apalagi bagi mereka yang pernah atau sedang mengerjakan skripsi, tesis, ataupun disertasi. Dunia ekonomi juga erat kaitannya dengan kedua kata tersebut karena suatu pemikiran ekonomi harus didukung oleh teori kualitatif dan kuantitatif.


Ada beberapa kalangan yang membedakan kedua metode tersebut dalam suatu penelitian, sehingga suatu penelitian harus melalui salah satu dari kedua metode tersebut. Tapi kini banyak pula yang memadukan kedua metode tersebut dalam suatu penelitian.

Untuk mengenali apa yang dimaksud dengan kualitatif, secara sederhana dapat diartikan menjadi suatu analisis akal sehat yang berbasis pada  hubungan sebab akibat (kausalitas) antara satu faktor dengan faktor lainnya.

Contohnya bila semakin tinggi jumlah uang yang beredar maka semakin tinggi pula suatu tingkat inflasi, dan meningginya inflasi mengakibatkan semakin tingginya tingkat suku bunga . Akan tetapi besarnya hubungan tersebut tidak dapat diketahui secara detail jika hanya bersandar pada teori kualitatif.

Pada kesimpulannya, kualitatif lebih mengedapankan hubungan nalar dari suatu sebab-akibat. Dan salah satu cirinya yaitu tidak memakai dasar hitungan matematis dalam suatu penelitian. Maka dari itu biasanya metode kualitatif cukup dominan dipakai dalam berbagai penelitian yang berbau historis atau arkeolog, dan lain sebagainya.

Sedangkan analisis kuantitatif lebih mengedepankan hitungan matematis ataupun secara statistic dalam menyimpulkan suatu penelitian. Bidang keilmuan yang berkaitan dengan analisis kuantitatif yaitu “ekonometri” yang dapat diartikan sebagai “ukuran-ukuran ekonomi” dan didefinisikan menjadi suatu ilmu yang mempelajari analisis kuantitatif dari fenomena ekonomi dalam artian secara umum”.

Ekonometri ialah bidang ilmu yang dibutuhkan dalam suatu analisis kuantitatif. Maka dari itu para peneliti di bidang ekonomi perlu mendalami ekonometri untuk melakukan analisis kuantatif. Jadi, metode penelitian  kuantitatif biasanya dominan dipakai di bidang keilmuan ekonomi, walaupun juga banyak ditemukan metode ini juga digunakan di bidang keilmuan kesehatan dalam berbagai riset dan survey.

Metode kualitatif dan kuantitatif sebenarnya dapat digunakan secara bersamaan, atau menggunaka kuantitatif untuk mendukung dan mempertajam suatu penelitian yang bersandar pada teori kualitatif.

Contoh pada penelitian hubungan jumlah uang beredar, tingkat inflasi, dan tingkat suatu suku bunga. Apabila hanya bersandar pada teori kualitatif, maka tidak dapat diketahui berapa besarnya tingkat inflasi akibat uang yang beredar 1 triliun rupiah ? atau berapa pula besarnya peningkatan suku bunga akibatnya meningkatnya inflasi sebesar 1 persen ? …dan lain sebagainya.

Dengan menyimpulkan hubungan positif diantaranya ketiga hal tersebut, dalam arti apabila salah satu dari ketiga hal tersebut naik, akan mengakibatkan kenaikan dua hal lainnya. Tapi kesimpulan ini tentunya masih kurang detail sehingga kurang bisa membantu para pengambil kebijakan atau keputusan.

Maka dari itu, analisis kuantitatif sangat dibutuhkan dalam membantu para pemimpin dalam pengambilan keputusan, sehingga strategi yang dibuat dapat lebih menjurus kepada suatu solusi dan tujuan yang diinginkan.

Mungkin untuk tidak membuat mata para pembaca capek , maka dicukupkan sekian dulu dan akan disambung kembali dalam uraian tulisan berikutnya. Saran, kritik , serta dialog amat sangat diharapakan agar lebih bisa bermanfaat bagi sesama

Penulis: Azhar Alam

Post a Comment Disqus Blogger

Maklumat:

1. Terima kasih atas kunjungannya, semoga bisa memberi manfaat

2. Silahkan baca artikel dan beri komentar dengan bahasa dan tutur kata yang baik

3. Semoga slalu dalam karunia Allah SWT

 
Top