Shalat adalah ibadah yang diwajibkan Allah kepada seluruh kaum
muslimin, dalam shalat seorang muslim harus mengerti dan faham kaidah dan tata
cara yang benar agar ibadah shalatnya diterima oleh Allah Subhanahuwata’ala.
Namun banyak perilaku dan perbuatan yang dianggap membatalkan shalat
atau dianggap tidak boleh dilakukan dalam shalat padahal ternyata hal-hal
tersebut boleh dilakukan. Berikut ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya tentang hal-hal yang diperbolehkan oleh
syari’at untuk dilakukan ketika shalat dan perbuatan yang tidak
membatalkan shalat:
Bagi yang belum membaca artikel sebelumnya, silahkan KLIK DISINI
8. Meludah pada baju atau sapu tangan/tissue
عن جابر عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال:
((إنأحدكم إذا قام يصلي فإن الله تبارك و تعال قبل وجهه, فلا يبصقن قبل وجهه ولا
عن يمينه, وليبصق عن يساره تحت رجله اليسرى فإن عجلت به بادرت فليقل بثوبه هكدا))
ثم طوى ثوبه بعده على بعض
Dari Jabir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau
berkata: “Sesungguhnya jika seseorang di antara kalian berdiri untuk
mengerjakan shalat, maka sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala berada di
hadapannya. Maka janganlah meludah ke arah depan dan jangan pula ke arah kanan,
akan tetapi meludahlah ke arah kiri di bawah kaki kirinya. Jika tergesa-gesa
dengannya (tidak bisa menahan ludahnya) maka meludahlah di bajunya seperti
ini.” Kemudian beliau melipat bajunya sebagian atas sebagian yang lain. HR.
Muslim (3008) dan Abu Dawud (477)
9. Memperbaiki baju dan menggaruk badan ketika shalat
فعن جرير الضبي قال: ((كان علي إذا قام في الصلاة وضع
يمين علي رسغ يساره, ولا يزال كذلك حتى يركع إلا أن يصلح ثوبه أو يحك جسده))
Dari Jarir adh-Dhabbi, dia berkata: “Ali jika berdiri di dalam shalat,
dia meletakkan tangan kanannya di pergelangan tangan kirinya, dan senantiasa
seperti itu hingga ia ruku’ kecuali jika ia memperbaiki bajunya atau menggaruk
badannya.” HR. Ibnu Abi Syaibah (1/391), dan al-Bukhari (2/58)
10. Bertasbih bagi laki-laki dan bertepuk tangan bagi perempuan jika terjadi kelupaan di dalam shalat
لقوله النبي صلى الله عليه و سلم: ((… من نابه شيء في
صلاته فليسبح, فإنه إذا سبح التفت إليه, وإنها التصفيح للنساء))
Sesuai dengan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “… jika
terjadi sesuatu di dalam shalatnya maka bertasbihlah, maka jika ia bertasbih menolehlah
(imam) kepadanya (memperhatikannya), dan sesungguhnya bertepuk tangan adalah
bagi perempuan.” HR. al-Bukhari (1201), dan Muslim (421) dan lafadz hadits
tersebut darinya
Makna bertepuk tangan adalah memukulkan telapak tangan ke atas punggung telapak tangan yang lain. An-Nihayah karya ibnu Atsir (3/34)
11. Melihat ke sebelah kanan atau ke sebelah kiri karena kebutuhan
عن جابر قال: اشتكى رسول الله صلى الله عليه و سلم
فصلينا وراءه و هو قاعد, و أبو بكر يسمع الناس تكبيره, فالتفت إلينا فرانا قياما
فأشار إلينا فقعدنا فصلينا بصلاته قعودا
Dari Jabir, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah mengeluh. Kami shalat di belakang beliau dan beliau dalam keadaan duduk,
dan Abu Bakar memperdengarkan kepada manusia bacaan takbirnya, maka beliau
menoleh kepada kami dan melihat kami shalat dalam keadaan berdiri, dan beliau
berisyarat kepada kami, maka kami pun duduk, dan sholat sesuai dengan sholat
beliau, yaitu dalam keadaan duduk. “HR. Muslim (413), an-Nasa’i (3/9), dan
Abu Dawud (588)
12. Membalas salam dengan isyarat kepada orang yang memberi salam kepadamu
Jika seseorang mengucapkan salam kepadamu sedangkan kamu sedang melaksanakan shalat, maka sudah jelas bahwasanya tidak boleh membalasnya dengan ucapan, akan tetapi boleh membalasnya dengan isyarat menggunakan tangan.
فعن ابن عمر قال: خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم إلى
قباء يصلي فيه, فجاءته الأنصار فسلموا عليه و هو يصلي, فقلت لبلال: كيف رأيت رسول
الله صلى الله عليه و سلم يرد عليهم حين كانوا يسلمون عليه و هو يصلي؟ قال: هكذا,
و بسط كفه [و جعل بطنه أسفل و جعل ظهره إلى فوق]
Dari Ibnu Umar, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah keluar menuju masjid Quba untuk shalat di dalamnya. Kemudian sahabat
anshar datang dan memberikan salam kepada beliau sedangkan beliau sedang
shalat, maka aku berkata kepada Bilal: bagaimana engkau melihat rasulullah
membalas salam mereka ketika mereka memberikan salam kepada beliau sedangkan
beliau sedang shalat? Bilal berkata: Seperti ini, dengan membentangkan telapak
tangan beliau (beliau menjadikan telapak tangannya berada di bawah dan
menjadikan punggung tangannya ke arah atas). HR. Abu Dawud (915) dengan
sanad shahih
13. Mengangkat kepala ketika sujud untuk mengecek keadaan imam ketika imam memanjangkan sujudnya
Jika kamu sedang shalat berjama’ah dan imam memanjangkan sujudnya atau tidak terdengar takbir atau semisal itu maka boleh bagimu, ketika kamu sedang sujud, untuk mengangkat kepalamu untuk mengecek keadaan imam.
فعن عبد الله بن شداد عن أبيه قال: ((خرج علينا رسول
الله صلى الله عليه و سلم في إحدى صلاتي العشاء و هو حامل حسنا أو حسينا فتقدم
رسول الله صلى الله عليه و سلم فوضعه ثم كبر للصلاة فصلى, فسجد بين ظهراني صلاته
سجدة أطالها, قال أبي: فرفعت رأسي و إذا الصبى على ظهر رسول الله صلى الله عليه و
سلم و هو ساجد فرجعت إلى سجودي, فلما قضى رسول الله صلى الله عليه و سلم الصلاة
قال الناس: يا رسول الله إك سجدت بين ظهراني صلاتك سجدة أطلتها حتى ظننا أنه قد
حدث أمر, أو أنه يوحى إليك, فقال: ((كل ذلك لم يكن, ولكن ابنى ارتحلنى فكرهت أن
أعجله حتى يقضى
Dari Abdullah bin Syadad dari bapaknya, dia berkata: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju kami dalam salah satu shalat isya
sedangkan beliau menggendong Hasan atau Husain. Kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam maju dan meletakkannya kemudian bertakbir untuk memulai
shalat, kemudian beliau shalat. Beliau bersujud di tengah shalatnya dengan
sujud yang panjang. Bapakku berkata: “Aku mengangkat kepalaku, ternyata ada
anak kecil di atas punggung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan
beliau sedang sujud, kemudian aku kembali bersujud. Ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai shalat, para sahabat berkata:
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau bersujud di tengah shalatmu dengan sujud
yang panjang hingga kami mengira bahwasanya telah terjadi sesuatu, atau
bahwasanya hal tersebut diperintahkan kepadamu, Rasulullah menjawab: “Hal
tersebut tidak mungkin, akan tetapi anakku menaiki punggungku maka aku enggan
untuk mempercepatnya sampai ia selesai (menaiki punggungku). HR. An-Nasa’i
(2/230) dengan sanad hasan
14. Melihat mushaf dan membaca darinya ketika shalat sunnah karena kebutuhan
Adapun yang dimaksud kebutuhan seperti menghendaki memperlama berdiri dalam shalat, sedangkan ia tidak hafal. Maka tidak mengapa membaca dari mushaf ketika shalat.
فعن القاسم أن ((عائشة كانت تقرأ في المصحف فتصلى في
رمضان)) و قال القاسم: ((كان يؤم عائشة عبد يقرأ في المصحف))
Dari al-Qasim bahwasanya “’Aisyah pernah membaca dari mushaf ketika
shalat di bulan Ramadhan.” HR. Abdur Razaq (2/240), dan ibnu Abi Dawud dalam
al-Mashahif (192)
Dan berkata al-Qasim: “Pada hari itu ‘Aisyah beribadah (shalat) dengan
membaca dari mushaf” HR. al-Bukhari secara muallaq dalam Kitab Adab bab: Imam
Ibadah, HR. Ibnu Abi Syaibah (2/338), dan Ibnu Abi Dawud dalam al-Mashahif
(192)
15. Menutup mulut ketika menguap
Dari Abu Sa’id Al-Khudri dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى
فِيهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Bila salah seorang dari kalian menguap maka hendaklah dia menahan
mulutnya dengan tangannya karena sesungguhnya setan akan masuk.” HR. Muslim
(2995)
16. Membetulkan posisi seseorang yang berada di shaf dengan menariknya ke depan atau ke belakang, atau memindahkan makmum dari kiri ke kanan
Seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap Ibnu Abbas, yaitu beliau memindahkannya dari sisi kiri ke sisi kanan beliau ketika Ibnu Abbas ikut melakukan shalat malam di sebelah beliau. HR. al-Bukhari (183)
Wallahu waliyyut taufiq…
Penulis: Rahadian Faisal
Referensi:
1. Shahih Fiqih Sunnah Jilid 1, Syaikh Kamal bin As Sayid Salim, hal 307-310, penerbit Darut Taufiqqiyyah Litturotsi
2. Minhajul Muslim, Abu Bakr Jabir al-Jazairy, Hal 177, penerbit Darus Salam
3. Kumpulan Tanya Jawab Seputar Shalat, Syaikh Abdul Aziz bin Nashir al-Musainid, penerbit al-mahira
1. Shahih Fiqih Sunnah Jilid 1, Syaikh Kamal bin As Sayid Salim, hal 307-310, penerbit Darut Taufiqqiyyah Litturotsi
2. Minhajul Muslim, Abu Bakr Jabir al-Jazairy, Hal 177, penerbit Darus Salam
3. Kumpulan Tanya Jawab Seputar Shalat, Syaikh Abdul Aziz bin Nashir al-Musainid, penerbit al-mahira
Post a Comment Facebook Disqus Blogger
Maklumat:
1. Terima kasih atas kunjungannya, semoga bisa memberi manfaat
2. Silahkan baca artikel dan beri komentar dengan bahasa dan tutur kata yang baik
3. Semoga slalu dalam karunia Allah SWT